Bumi merupakan
satu-satunya planet dari 9 planet yang menjadi anggota tata surya yang
diketahui memenuhi syarat untuk kehidupan, dengan berat 66 sextiliun
(1.000.000.000.000.000.000.000 atau 10^21) ton dan volumenya 1 triliun
kilometer kubik. Tapi sudahkah anda mengenal bumi lebih jauh?
Di bawah ini ada 10
fakta tentang Bumi yang mungkin anda belum pernah mengetahuinya.
Semoga bermanfaat
sebagai penambah pengetahuan anda.
1. Permukaan Bumi
lebih halus dari bola bilyar
Jika Bumi disusutkan
hingga seukuran sebuah bola bilyar, maka permukaannya akan lebih halus dari
permukaan bola bilyar itu. Benarkah itu? Mari kita tengok lebih
jauh, ke hitungan terkecil dalam matematika.
Pertama-tama, seberapa
lembutnya sebuah bola bilyar? Sebuah bola bilyar berdiameter 2,25 inci
atau sekitar 5,7 cm, dan mempunyai toleransi kurang lebih 0,005 inci atau 0,013
cm. Dengan kata lain, bola itu tidak boleh mengalami tekanan atau
benturan lebih dari 0,005 inci atau 0,013 cm dalam posisi tertingginya.
Itu benar-benar lembut. Rasio ukuran dari sebuah benturan yang
diijinkan dibanding ukuran bola adalah 0,005/2,25 atau sekitar 0,002.
Sekarang kita
bandingkan dengan bola Bumi. Bumi mempunyai garis tengah sekitar 12,735
kilometer (dalam rata-rata). Dengan menggunakan perbandingan kehalusan
bola bilyar di atas – atau Bumi dianggap sebagai sebuah bola bilyar – jika
tanpa benturan (pegunungan) atau tekanan (sungai-sungai) lebih dari 12,735
kilometer x 0,00222 atau sekitar 28 km di dalam ukuran sebenarnya.
Diketahui titik
tertinggi pada permukaan Bumi adalah puncak Mount Everest sekitar 8,85
kilometer, dan titik terdalam adalah Marianas Trench sekitar 11
km. Angka-angka tersebut masih jauh berada dalam batas toleransi, yaitu 28
km. Jadi sudah terbukti permukaan Bumi lebih halus dari sebuah bola
bilyar.
2. Bumi tidak bulat
Secara umum diketahui
bahwa Bumi berbentuk bulat seperti bola sejak ribuan tahun yang lalu.
Eratosthenes bahkan menghitung lingkarannya dengan ketelitian yang luar
biasa!
Namun ternyata tidak
sesempurna itu. Bumi berputar pada porosnya, dan sebagai akibatnya bumi
menjadi benjol karena gaya sentrifugal, suatu gaya mendorong keluar yang juga
anda alami ketika mobil yang anda tumpangi membelok ke kiri
tiba-tiba. Karena perputaran Bumi, muncul sebuah gaya keluar yang maksimum
di Katulistiwa Bumi, membuat benjolan keluar di daerah Katulistiwanya seperti
bola basket yang diduduki. Bentuk ini disebut bola dengan benjolan
melintang (oblate spheroid).
Jika anda menarik
garis dari kutub utara ke selatan Bumi, garis tengah bumi adalah 12.713,6 km.
Jika anda mengukur diameter dengan garis Katulistiwa sebagai garis tepi,
maka panjangnya adalah 12.756,2 km, di mana terdapat perbedaan sekitar 42,6
kilometer. Itu melebihi toleransi pada bola bilyar. Jadi Bumi memang
lebih lembut dari bola bilyar, tetapi tidak sebulatnya, seandainya ukuran Bumi
dikecilkan.
3. Bumi ditarik di
sana-sini
Tetapi pemasalahan
tidak selesai sampai disitu. Bumi juga mengalami babak-belur disebabkan
oleh Matahari dan Bulan. Matahari dan Bulan mempunyai gaya tarik
gravitasi yang menarik Bumi. Sebagai akibatnya terjadi benjolan-benjolan
di permukaan Bumi – baik di darat maupun di laut – pada bagian yang terdekat
dengan Matahari dan Bulan. Kenaikan atau benjolan akibat gaya tarik Bulan
mempunyai amplitudo (tingginya) dengan perkiraan kasar 1 meter pada air – biasa
disebut pasang naik, dan mungkin sekitar 30 cm pada tanah. Matahari
berukuran jauh lebih besar dibanding Moon, namun karena berjarak sangat jauh
maka kenaikan yang diakibatkannya sekitar separuhnya saja. Ini jauh lebih
kecil apabila dibandingkan dengan penyimpangan akibat rotasi bumi, namun tetap
masih ada.
4. Bumi tidak
benar-benar sejajar dengan geoid-nya
Jika Bumi mempunyai
elastisitas tidak terbatas, dan dengan keadaan itu Bumi merespon dengan tidak
terbatas setiap tekanan, sehingga bentuknya menjadi aneh dan menyimpang (sangat
elastis seperti gel), itulah yang disebut geoid. Sebagai
contoh, seandainya seluruh permukaan Bumi sepenuhnya adalah air – seandainya
pemanasan global sudah berakibat sangat parah – maka bentuk permukaan akan
bersifat geoid. Tetapi benua-benua tidak liat secara tetap,
sehingga permukaan Bumi hanyalah kira-kira sebuah geoid.
Pengukuran-pengukuran
yang tepat atas permukaan bumi dikalibrasikan terhadap geoid ini,
tetapigeoid sendiri susah untuk diukur. Hal terbaik yang dapat kita
lakukan sekarang ini adalah mengambil model dengan menggunakan fungsi
matematika yang rumit. Itulah sebabnya ESA meluncurkan sebuah satelit
bernama GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer)
pada tanggal 17 Maret lalu, untuk secara langsung menentukan bentuk geoid itu.
5. Melompat ke lubang
yang tembus ke dalam Bumi seperti mencoba mengorbit ke angkasa
Kita berandai-andai
menggali sebuah lubang menembus Bumi yang berkedalaman 13.000 km, dan melakukan
perjalanan ke pusat Bumi. Apakah yang terjadi? Apakah kita bisa
melintasi pusat bumi dan keluar ke permukaan yang lain?
Pertama-tama, Anda
akan mengalami percepatan secara terus-menerus ketika menuju pusatnya seperti
ditarik jatuh, dengan total waktu tempuh kira-kira 20 menit saja untuk sampai
di sana. Namun ketika anda berusaha melewati pusat Bumi untuk naik ke
permukaan, anda akan mulai mengalami perlambatan dan akhirnya akan terjatuh
lagi ke pusatnya. Bagaimana pun anda berusaha pasti akan terjatuh, karena
gaya tarik pusat bumi semakin membesar ketika anda berada semakin jauh dari
titik pusat, dan akselerasi karena gaya berat berkurang ketika
mendekatinya. Kecepatan yang anda butuhkan agar bisa melewati titik pusat
dan sampai ke permukaan bumi adalah sekitar 7,7 km/detik.
Kenyataannya,
perhitungan matematika yang mengendalikan gerakanmu sama pada saat obyek di
orbital. Waktu yang dibutuhkan untuk jatuh ke Bumi sama dengan yang
diperlukan untuk kembali ke garis edarnya, jika garis orbital benar-benar di
permukaan Bumi (garis edar melambat ketika garis tengah orbital melebar).
Bahkan yang aneh, tidak jadi soal dari lubang mana anda mulai, sebuah
garis lurus menembus Bumi dari setiap titik menuju ke titik lainnya (jarak terpendek,
melalui garis tengah bumi, atau dari manapun) memberi anda waktu-tempuh yang
sama, yakni 42 menit atau sekitar itu.
6. Kedalaman bumi yang
panas berdampak penyusutan, permukaan yang tenggelam, dan pelapukan radioaktif.
Di masa lampau, anda,
saya, dan segala hal di atas Bumi masih tersebar di sebuah piringan di sekitar
Matahari beberapa milyar kilometer. Dari waktu ke waktu, segala yang bertebaran
ini dikumpulkan ke dalam planetesimals, seperti asteroid-asteroid
kecil, yang menghantam serentak, sebagian memanjang, berbentuk lebih besar.
Pada akhirnya, setelah benda ini cukup besar, maka gravitasinya dengan
aktif menarik yang lain. Secara bersama-sama, mereka melepaskan energi
kinetik berupa panas, dan Bumi yang muda berwujud bola yang meleleh.
Simsalabim! Sebuah sumber panas muncul. Seiring peningkatan
gravitasi, kekuatannya mencoba menghancurkan Bumi ke bentuk bola yang lebih
padat. Seperti anda memeras sebuah obyek yang panas. Simsalabim!
Sumber panas kedua tercipta.
Sejak Bumi masih
berwujud cair, bahan berat jatuh ke pusat dan bahan lebih ringan tersembur ke
atas. Sehingga inti Bumi mengandung banyak besi, nikel, osmium, dan
berbagai logam lainnya. Ketika bahan ini berjatuhan, panas dihasilkan,
lalu tenaga potensial diubah menjadi tenaga gerak, yang kemudian diubah menjadi
energi termal yang terpisah.
Dan sebagian
unsur-unsur berat itu bersifat radioaktif, seperti uranium. Ketika
berproses, melepaskan panas. Perhitungannya mungkin lebih dari separuh
panas di dalam planet.
Jadi Bumi menjadi panas
di dalamnya dikarenakan sedikitnya ada empat sumber. Dan masih panas
hingga sekarang karena kerak bumi menjadi penyekat yang baik. Kerak bumi
mencegah panas terlepas dengan efisien, bahkan setelah masa 4,55 milyar tahun
bagian dalam bumi masih merupakan tempat hangat yang tidak menyenangkan.
Kadang-kadang, jumlah
panas yang mengalir keluar ke permukaan Bumi dari sumber internal sekitar 45
trilyun Watts. Sekitar tiga kali konsumsi energi manusia secara global.
Jika kita bisa menyimpan semua panas dan mengubahnya dengan efisiensi
100% ke dalam bentuk energi listrik, berarti secara harfiah energi bagi seluruh
umat manusia. Namun sayangnya, hal itu tidak bisa dilakukan.
7. Bumi mempunyai lima
“bulan” lainnya.
Kita semua mengetahui
kalau Bumi mempunyai sebuah bulan saja. Tetapi tahukah anda ada empat
obyek lainnya, sedikitnya, yang berada dekat sekali dengan Bumi di dalam sistem
matahari kita. Mereka bukan benar-benar bulan, tetapi mirip seperti
bulan.
Yang terbesar bernama
Cruithne. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari Bumi, dan mempunyai garis edar
eliptis yang berada, suatu saat di dalam dan di luar garis edar Bumi terhadap
matahari. Periode orbital Cruithne berada sekitar periode orbital Bumi,
dan karena keanehan garis edar ini, maka ia selalu berada di sisi yang sama
dengan bumi dari Matahari. Dari perspektif kita, hal itu membuat suatu
bentuk garis edar yang aneh, kadang-kadang lebih dekat, kadang-kadang lebih
jauh dari Bumi, tetapi tidak pernah benar-benar jauh.
Karena itulah sebagian
orang mengatakan benda ini sebagai “bulannya” Bumi. Tetapi Cruithne
benar-benar mengorbit pada Matahari, jadi artinya bukan bulan Bumi. Sama
seperti tiga obyek lainnya yang ditemukan. Namun “bulan-bulan” ini tidak
akan membahayakan Bumi, meskipun mereka berada dekat Bumi, namun garis edar
mereka tidak secara phisik melintasinya. Jadi Bumi tetap aman dari
mereka.
8. Bumi akan menjadi
lebih raksasa
Kita mungkin masih
aman dari benturan Cruithne, tetapi ruang angkasa masih dikotori oleh banyak
reruntuhan, dan faktanya Bumi memotong sebuah wilayah yang luas sekitar 125
juta km persegi. Ketika kita mengarungi material ini, kita menghimpun
rata-rata 20-40 ton material itu per hari! Kebanyakannya berwujud
partikel-partikel debu sangat kecil yang terbakar habis di atmosfer Bumi,
seperti apa yang disebut meteor. Serpihan-serpihan meteor ini pada
akhirnya jatuh ke tanah setelah dibawa oleh hujan dan tertimbun, terbawa arus
sungai dan kemudian ke samudra.
40 ton per hari
mungkin terdengar banyak, tetapi itu hanya 0,000000000000000000000002% atau
2×10^-23 kali massa bumi. Dengan kata lain diperlukan sekitar 140.000
juta trilyun tahun untuk menggandakan massa Bumi ini, maka dalam satu tahun
bahan sampah kosmik itu cukup untuk mengisi penuh enam gedung bertingkat.
Sebagai catatan Bumi
juga kehilangan massanya, karena atmosfer mengalami kebocoran disebabkan
berbagai proses yang berbeda. Meskipun masih jauh lebih lambat dibanding
peningkatan akumulasi massa, sehingga pengaruhnya tetap akan melipatgandakan
massanya.
9. Mount Everest
bukanlah pengunungan terbesar
Ketinggian sebuah
gunung mungkin mempunya definisi nyata, tetapi akan lebih tepat apabila diukur
dari dasar ke titik puncak kulminasinya. Mount Everest merentang 8.850 meter di
atas permukaan laut, tetapi itu dari titik awalnya sampai batasan umum dari
Himalaya. Gunung api Mauna Kea, Hawaii, 10.314 meter dari ujung ke ujung,
meskipun hanya mencapai 4.205 meter di atas permukaan laut, tetapi merupakan
gunung yang lebih besar dibanding Everest.
10. Tidak mudah untuk
menghancurkan Bumi
Mungkin anda pernah
mendengar mengenai berbagai jalan kehancuran Bumi, namun sesungguhnya tidaklah
mudah untuk menghancurkan Bumi.
Kita ambil contoh
tindakan penghancuran dengan menguapkan planet. Gambaran penguapan
seperti meniup Bumi dengan keras, tercerai-berai dan tidak bisa kembali
walaupun ada gravitasi. Berapa banyak energi yang dibutuhkan, seandainya
hal itu dilakukan?
Misalkan kita ambil
sebongkah batu. Lemparkan ke atas dengan kuat ke angkasa agar terlepas
dari Bumi. Dan hal itu akan memakan banyak energi! Sekarang lakukan
terus, sekali lagi, terus berulang-ulang, sekitar 10^15 kali, hingga seluruh
Bumi habis. Dibutuhkan sangat banyak energi! Tetapi ada untungnya,
setiap batu yang kita lepaskan akan mengurangi sedikit gravitasi Bumi – karena
massa Bumi akan mengecil sejumlah massa batu. Ketika gravitasi berkurang,
berarti akan lebih mudah lagi melemparkan batu berikutnya ke angkasa.
Perhitung matematika
untuk mengkalkulasi berapa banyak energi yang diperlukan untuk melemparkan
sebuah batu secara serempak, meliputi juga penurunan gravitasi Bumi. Jika
anda membuat beberapa asumsi dasar, diperlukan secara kasar energi 2 x 1.032
Joules, atau 200 juta trilyun trilyun Joules. Cukup banyak. Sebagai
perbandingan, jumlah itu sama dengan jumlah total energi Matahari yang
dipancarkan selama seminggu. Hal ini juga sebanding dengan trilyunan kali
energi perusak dari semua senjata nuklir yang ada di Bumi.
Jika anda ingin
menguapkan Bumi dengan nuklir, dan meledakkan sejumlah semua nuklir yang ada di
Bumi dalam setiap satu detik, berarti diperlukan 160.000 tahun untuk mengubah
Bumi ke bentuk gas. Dan hal itu jika anda hanya memperhitungkan faktor
gravitasi saja! Padahal ada energi ikatan kimia di bumi, yakni saling
mengikat antar materinya, jadi akan diperlukan energi lain lagi.
Bahkan
benturan-benturan besar tidak bisa menguapkan planet. Sebuah obyek
seukuran Mars menabrak Bumi lebih dari 45 milyar tahun yang lalu, dan
sisa-sisanya kemudian tertolak dan membentuk bulan, tetapi Bumi tetap tidak
menguap. Bahkan memukulkan sebuah planet yang utuh ke dalam planet
lainnya tidak akan menghancurkannya! Tentu saja, hasil benturan berupa
lelehan Bumi akan menuju ke inti, sehingga kerusakan tetap terjadi.
Tetapi Bumi masih tetap ada.
Seandainya pun
matahari akan menjadi sebuah raksasa merah, namun tetap tidak akan bisa menelan
Bumi, hanya akan membahayakan bagi manusia saja. Tetapi penguapan total
tidak akan terjadi. Karena planet-planet cenderung bertahan, dan akan
tetap menjadi tempat tinggal yang aman
0 comments:
Post a Comment